PMD on Cattle
Penyakit mulut dan kuku (PMK)
merupakan penyakit hewan yang disebabkan oleh virus PMK. Virus ini termasuk kedalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus
(MacLachlan & Dubovi 2017). PMK tidak menularkan kepada manusia (tidak
zoonosis), namun sangat mengganggu kegiatan usaha ternak karena menurunkan
produktifitas ternak itu sendiri. Virus PMK dapat bertahan lama di lingkungan,
dan bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu serta produk susu. Masa inkubasi
1-14 hari, virus awet dalam pendinginan dan terinaktivasi oleh temperature >
500 dan terinaktivasi pada pH < 6,0 & pH > 9,0.
Gejala
Hewan yang terkena PMK adalah jenis hewan yang memiliki
kuku belang seperti ruminansia seperti
sapi. Gejala hewan ternak sapi yang terkena PMK ditandai dengan kurangnya nafsu makan, kurang
bergairah, penurunan performa ternak, sampai bila sudah parah terdapat lepuh
atau luka dibagian kaki, puting dan daerah mulut. Sapi akan memproduksi saliva
secara berlebih “hipersaivasi” ketika terangkit penyakit ini (Soeharsono et al.
2010; OIE 2019).
Dampak lain ketika sapi atau ternak menderitapenyakit PMK, yaitu :
1. Hewan lebih sering berbaring
2. Demam Tinggi (>37°C)
3. Pada ternak potong terjadi
penurunan bobot badan
4. Pada ternak perah terjadi
penurunan produksi susu yang drastis
5. Tingkat mortalitas rendah
Penyakit mulut dan kuku (PMK)
menular dengan cepat. Virus masuk ke dalam tubuh hewan melalui mulut atau
hidung dan virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di daerah nasofaring
(Arzt et al. 2011), virus PMK kemudian masuk ke dalam darah dan memperbanyak
diri pada kelenjar limfoglandula dan sel-sel epitel di daerah mulut dan kaki
(teracak kaki) mengakibatkan luka/lepuh.
Gambar 1. Gambar Sapi yang Terkena PMK |
Penularan PMK
Penyebaran PMK dari suatu
daerah ke daerah lain pada umumnya terjadi melalui perpindahan atau
transportasi ternak yang terinfeksi, produk asal ternak tertular dan hewan
karier atau hewan pembawa virus infektif dalam tubuh (Salt 1993). Penularan PMK
dari hewan sakit ke hewan lain terutama hewan yang peka dapat terjadi dengan
dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.
1. Penularan secara langsung
terjadi karena adanya kontak langsung dengan hewan sakit, kontak dengan air
liur dan leleran hidung, dan bahan-bahan yang terkontaminasi virus PMK, serta
hewan karier.
2. Penularan secara tidak
langsung terjadi karena kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK,
seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk ternak berupa susu, daging,
jerohan, tulang, darah, semen, embrio, dan feses dari hewan sakit.
Menurut Slamet, penularan PMK
hingga saat ini belum bisa dipastikan asalnya. Kendati demikian, penyakit ini
terus menginfeksi ternak di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan penularannya
ke hewan ternak sangat cepat. "Belum diketahui dengan pasti darimana
sumber penular PMK yang sekarang sudah menyebar ke 10 provinsi, meliputi 36
kabupaten dan lebih dari 6700 sapi yang sudah terdiagnosa positif PMK,"
jelasnya.
Pencegahan
o
Perlindungan
terhadap daerah bebas PMK dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan
lalu lintas dan pelaksanaan surveilans
o Diupayakan
pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan-hewan yang kontak dengan agen PMK.
o
Desinfeksi
logistik yang terinfeksi
o
Tindakan
karantina bagi daerah yang terinfeksi
0 Komentar