Stress pada ternak Unggas “Ayam Broiler”

 

Part II 

Dampak stress pada tubuh ayam

     Secara teknis, hormon kortikosteron, dilepaskan oleh kelenjar adrenal ketika ayam menghadapi stress. Ini sebenarnya membantu ayam mengatasi stres, tetapi pada saat yang sama menyebabkan efek yang tanpa disadari mempengaruhi tubuh ayam. Setiap kali ayam berada dalam kondisi stress, ada pelepasan glukosa yang cepat ke dalam darah yang mengakibatkan penipisan glikogen atau cadangan gula yang tersimpan di hati dan otot, kemudian terjadi peningkatan pernapasan, perubahan sistem hormon yang menyebabkan perubahan kimia seperti perubahan tingkat PH di usus yang pada gilirannya mengganggu keseimbangan mikro-flora di usus sehingga menyediakan lingkungan yang cocok untuk beberapa jenis bakteri dan jamur yang diikuti penyakit pencernaan. Peningkatan hormon stress juga mendorong pembentukan dan peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas bereaksi dengan oksigen sehingga suplai oksigen dalam tubuh terganggu.



Gamabar1. Stress Pada Ayam Broiler



Cekaman panas dilingkungan kandang menyebakan meningkatnya suhu dalam kandang sehingga  ayam “broiler” merespon keadaan tersebut dengan mempertahan kan suhu tubuhnya sendiri dengan berbagai cara, seperti melakukan pernafsan dengan intensitas yang lebih tinggi, mengurangi pergerakan, melebarkan sayap dan meminum air lebih tinggi. Keadaan tersebut harus dibayar dengan penurun performa ayam broiler “penurunan bobot ayam” karena banyak energi yang terbuang untuk mempertahankan kondisi   tubuh dan konsumsi pakan menurun.

Bukan hanya menyebabkan penurunan produktivitas ayam, heat stress juga mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah (bersifat immunosupresif). Jumlah total sel darah putih dan produksi antibodi menurun secara siignifikan pada ayam layer yang mengalami heat stress. Selain itu, aktivitas limfosit juga akan menurun. Kadar ACTH yang tinggi dalam sirkulasi darah juga akan memicu korteks acrenalis untuk meningkatkan produksi hormon koltisol sehingga terjadi penurunan jumlah maupun perubahan jenis leukosit, yaitu sel eosinofil, basofil dan limfosit.

Selanjutnya Tony Unandar (2012) menyatakan bahwa peningkatan derajat keparahan heat stress  yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas panting, pada tahap selanjutnya akan mengakibatkan respiratory alkalosis Ujung-ujungnya akan terjadi ketidakseimbangan mikroflora di dalam usus. Dalam situasi seperti ini, proses penyerapan nutrisi akan terganggu. Akibatnya tentu saja akan semakin memperparah gangguan produktivitas ayam. Kasus-kasus penyakit infeksius di saluran pencernaan pun juga akan bermunculan.

Maka secara praktis, setiap ayam yang mengalami stress terjadi pengalihan energi dan protein yang mengorbankan kesehatan, pertumbuhan, reproduksi dan fungsi vital lainnya.